ah.. sepertinya aku terkena penyakit kronis bernama mentok. Dan masalah ini seperti mendapatkan “pelarian” melalui sebuah penyakit kronis lainnya bernama “ngeblog”. Dan untuk mengurangi rasa bersalahku, aku ingin membuat justifikasi kenapa nge-blog itu fine-fine saja
kenapa harus ngeblog?
Aku akan memulai dengan sebuah reason serius.
Biar ngga taat taat amat, tapi memahami Tuhan dan agama yang aku yakini adalah salah satu topik favoritku selain tema management (terutama SDM), psikologi, pendidikan traveling, dan music&movie.
Dulu, aku pernah bertanya kepada kakakku yang aku anggap memiliki pemahaman agama yang memadai.
“Kenapa Tuhan menjadikan surat Al Alaq sebagai surat yang pertama Turun?”
“Kenapa di ayat itu, Tuhan bilang “Bacalah”, sampai 2 kali, tapi di ayat ke 4 Dia mengatakan “yang mengajari Manusia melalui perantara pena (qalam, menulis)? Kok gak matching? Kenapa Tuhan mengajari manusia dengan menulis? Bukankah belajar itu harusnya melalui membaca dan mendengar? baik membaca yang tertulis maupun yang tidak tertulis, yang tersurat maupun yang tersurat?”
Itulah saktinya Kitab bernama Alquran. Bukan saja one step a head, tapi 2 step a head. Banyak pesan yang harus kita pahami dan fikirkan sebelum mendapatkan maknanya.
Aku memahaminya, sekarang. Karena ketika kita menulis, harus ada sesuatu yang di tulis. Kita harus memiliki knowledge. Secara alamiah, perintah menulis memberikan 2 makna dan perintah sekaligus : Menulis dan membaca!. Karena untuk menulis secara alami kita harus membaca agar tau sesuatu. Dahsyat memang Tuhanku itu. Walaupun suka bikin susah dengan membuatku berfikir terlebih dahulu untuk memahami pesan-Nya
Itu baru dari perspektif perintah Tuhan. Berikutnya masih dengan alasan serius, atas nama bangsa (keren banget dah istilah gw hiuehieuhie)
Indonesia sepertinya tidak didirikan dengan budaya membaca yang baik. Apalagi menulis. Budaya yang populer adalah berbicara. Dan aku adalah salah satunya. Susah banget sepertinya disuruh baca, tapi kalau disuruh ngoceh? whew… lancar deh.. Lihat berapa jurnal ilmiah yang dilahirkan oleh doktor-doktor bangsa ini. Lihat, bahwa setelah 62 tahun Indonesia Merdeka, bangsa ini belum bisa menghapuskan buta huruf, masih diatas 5%. Itu masih sebatas bisa mengerti huruf!
Pernyataan Mentri Pendidikan yang saya kutip dari Koran Tempo :
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah buta aksara mengalami penurunan sejak 2000 lalu. Dari 205,6 juta penduduk, 18,18 juta atau 9,6 persen di antaranya buta aksara. Pada 2003 turun menjadi 15,41 juta atau 7,4 persen, seiring bertambahnya jumlah penduduk menjadi 213,6 juta.
Pada 2005 jumlahnya kembali menurun hingga 14,89 juta orang atau 6,59 persen dari 215,2 juta penduduk. Data terakhir pada 2006 menunjukkan jumlah tadi menurun kembali 12,88 juta atau 8,07 persen dari 218,7 juta penduduk.
data statistiknya dapat di lihat di website BPS
itu jika dibatasi di umur 15 tahun kebawah. Berapa jumlah yang tidak bisa baca tulis jika umur tidak dibatasi? pasti lebih banyak.
beberapa website juga menuliskan referensi tentang pentingnya membaca. bisa dilihat disini, disini dan disini
Terakhir yang serius, membaca, menulis, identik dengan ilmu dan pengetahuan. Ilmu pengetahuan, identik dengan kualitas SDM suatu bangsa. Kualitas SDM, berkorelasi linier dengan harkat, martabat, daya saing bangsa, kesejahteraan dan kemakmuran, dan berbagai hal penting lainnya.
ok, then, kenapa harus ngeblog? menulis tidak harus ngeblog bukan?
- gratis. tidak menghabiskan kertas, pulpen. cuma menghabiskan bandwidth. Tapi toh bandwidth nya gratis. jadi santai aja
- archiving yang memungkinkan seluruh catatan tersimpan dan tertata dengan baik
- bisa jadi ajang silaturrahmi
- ngeblog adalah sebuah tren baru, sebuah bentuk civilization journalism. Tempat dimana kita bisa mencurahkan pikiran secara terbuka. Ngeblog membantu untuk mensukseskan kebebasan berekspresi, berdemokrasi. Tapi hati-hati, sepertinya kita belum terbiasa dengan perubahan dan perbaikan ini. jangan sampai apa yang terjadi dengan Bang Jarar Mas Blonthank Poer, Mas Sunu, or Mr Kurt terjadi pada anda (bang aip, dan ndoro kangkung, mohon ijin ngutip).
- biar biasa nulis. lalu keahliannya dikembangkan untuk bikin proposal, merencanakan pekerjaan, bikin laporan yang baik agar client puas dan dapet duit deh heheh
- masih banyak lagi…
Nah, mengingat waktu menulis ini emang ngga niat serius, berikut beberapa alasan penting lainnnya kenapa saya nulis (blog)
- bentuk pelarian positif kalo lagi mentok dan kram otak bekerja. Refreshing dulu. Kalau ada yang protes tinggal bilang “daripada gw macem2?” hayooo… yang jelas, sampai saat ini ada 3 kegiatan yang menarik sebagai pelarian : sevenskop, broadwar dan ngupi di olala sambil cuci mata
- biar keliatan pinter. bukankah katanya baca tulis berkorelasi dengan kepintaran? hiuehiueheiue
- ngg… bingung udah ah.. wong niatnya ngga serius
*yang lagi terjebak sama benang kusut. cayo! mari kita benahi dan selesaikan